Mengenai Saya

Foto saya
saya adalah saya. A Bintang Pratama

Rabu, 05 Januari 2011

PL 3 Wawancara

Prof. Achmad Baihaki :
Pola Makan Masyarakat Harus Diubah
A
nomali iklim yang terjadi tahun ini berpotensi mengancam ketahanan pangan Jawa Barat. Pola taman sekaligus angka produksi hasil pertanian bisa terganggu jika petani dan pemerintah tidak menyiasati kondisi tersebut.
“Ketahanan pangan adalah satu sistem yang dibangun subsistem persediaan, pasar, dan konsumsi. Kalau sekarang terjadi anomaly iklim, berarti pola taman terganggu, secara otomatis produksi juga akan terganggu,” kata Ketua Harian Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jawa Barat, Entang Sastraatmadja, di Bandung, Rabu (10/11).
Entang Sastraatmadja juga mengatakan bahwa saat ini jumlah petani padi di Jawa Barat mulai memasuki masa taman. Hal itu berarti masa panen akan berlangsung sekitar Januari atau Februari 2011 Pikiran Rakyat (11/11).
Cuaca yang sangat sulit ditebak seperti saat ini sangat berpotensi memunculkan masalah. Panen diperkirakan bisa terganggu jika air terlalu banyak. Hal itu sebagai dampak dari curah hujan yang tinggi dan curah hujan adalah salah satu bagian dari iklim. Faktor-faktor apa saja yang memengaruhi ketahanan pangan? Apakah Iklim termasuk di dalamnya?  Seberapa besar pengaruh iklim terhadap ketahanan pangan? Kondisi seperti apa yang sebenarnya ideal bagi ketahanan pangan? Apa solusi yang tepat untuk mencegah terganggunya ketahanan pangan? Bagaimana peran pemerintah dalam mengurusi masalah ketahanan pangan ini?
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, mahasiswa Jurusan Jurnalistik Fikom Unpad, Aulia Bintang Pratama, mewawancarai Prof. Achmad Baihaki, ahli pertanian, terutama mengenai kedelai, yang sekarang sudah memasuki masa pensiun. Dekan Fakultas Pertanian Universitan Padjajaran dari 1977 sampai 1982 dan Ketua Lembaga Penelitian Universitas Padjajaran dari 1983 sampai 1990-an ini menyelesaikan S2 dan S3nya di University of Minnesota. Ilmuwan yang lahir di Serang, 31 Desember 1935 ini juga mendapatkan gelar Professor Emeritus karena dedikasi tingginya terhadap dunia pertanian.
Berikut ini petikan wawancara dengan Achmad Baihaki di rumahnya yang basah karena diguyur hujan, Jalan Bukit Dago Selatan Bandung, Jawa Barat, Minggu (14/11) sore :
Iklim mengganggu ketahanan pangan. Sebenarnya ketahanan pangan itu sendiri apa?
Ada dua pengertian ketahanan pangan menurut saya. Pertama, adalah kondisi dimana kita memiliki persediaan pangan yang tidak terganggu oleh perubahan-perubahan yang harus kita bentuk dan buat. Kedua, adalah kita membuat kondisi dimana selalu terdapat pangan yang cukup di mana saja dan kapan saja.
Apakah ketahanan pangan hanya berhubungan dengan dunia pertanian saja?
Oh tidak, Ketahanan Pangan tidak hanya ada pada dunia atau produk pertanian saja.
Kalau begitu, produk apa saja yang terdapat ketahanan pangan?
Selain produk pertanian, Ketahanan Pangan juga mencakup seluruh bahan pangan. Seperti, daging-dagingan, produk pangan laut, dan buah-buahan dan sayuran yang termasuk kedalam produk pertanian. Jadi produk yang dicakup oleh Ketahanan Pangan adalah semua bahan pangan, bukan hanya produk pertanian.
Sebenarnya faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi ketahanan pangan?
Ada tiga faktor yang mempengaruhi Ketahanan Pangan itu sendiri. Pertama, sistem pengadaan, kedua produksi, dan ketiga pemasaran dan pengedaran. Namun untuk produksi dan pemasaran dan pengedaran, keduanya termasuk ke dalam sistem pengadaan.
Sistem pengadaan memiliki banyak cabang, di antaranya produksi, mengumpulkan, menyimpan, mengedarkan, dan konsumsi. Untuk produksi, didalamnya terdapat bagaimana kita mendapatkan sumber pangan, bagaimana caranya mendapatkan lahan untuk menumbuhkan pangan, mencar persediaan pupuk, air, dan bibit bagi produksi pertanian. Untuk pemasaran dan pengedaran, artinya adalah para konsumen harus mendapatkan pangan setiap saat mereka membutuhkan pangan.
Itulah ketiga faktor utama dalam Ketahanan Pangan.
Cukup membahas tentang ketahanan pangan secara garis besarnya. Sekarang seberapa besarkah pengaruh perubahan iklim sekarang terhadap ketahanan pangan?
Iklim dalam arti luas itu mencakup curah hujan, temperatur, dsb, dan semuanya dipengaruhi banyak faktor.
Global Warming. Salah satu penyebab iklim di dunia berubah karena sikap hidup manusia yang merusak lingkungan. Efek dari global warming dapat merubah tingkah laku makhluk hidup, tanaman, bakteri, dll, juga dapat membuat kondisi kutub utara mencair dan akhirnya membuat curah hujan menjadi tinggi. Curah hujan adalah bagian dari iklim, dan hujan terus menerus dapat membaut tanaman terjangkit penyakit dan hama dan tentu saja berakibat menurunnya produksi pangan pertanian.
Meletusnya Gunung Merapi di Yogyakarta juga dapat menyebabkan iklim di sekitar daerah Merapi menjadi berubah. Daerah sekitar gunung akan rusak, banyak tanaman yang mati, dan akhirnya membuat hewan ternak tidak mendapatkan pasokan makanan karena tanaman banyak yang mati, dan juga produksi pangan dari hewan ternak, seperti daging, telur, dll, menjadi turun drastis.
Perubahan iklim juga dapat merubah sebuah lingkungan yang damai menjadi lingkungan yang tercekam. Kelebihan air, temperatur tinggi, kekeringan, dan hama dan penyakit dapat membuat sebuah lingkungan menjadi tercekam dan sulit untuk dibuat tempat membuat produk pangan.
Apakah semua produk pangan terganggu oleh perubahan iklim?
Seperti yang saya bilang tadi, perubahan iklim dapat membuat sebuah lingkungan menjadi tercekam. Itu dapat menyebabkan produk-produk pangan terganggu. Jadi jelas bahwa seluruh produk pangan terganggu oleh perubahan iklim.
Apakah kondisi iklim seperti ini adalah yang pertama kali terjadi? Atau sudah pernah terjadi sebelumnya?
Oh tidak. Masalah iklim seperti ini sudah pernah terjadi sejak dulu. Hanya saja kita tidak sadar. Baru sekarang kita sadar karena ada global warming.
Kalau sekarang ‘kan iklimnya selalu hujan dan sedikit terjadi cuaca panas. Bagaimana bila sebaliknya?
Sama saja. Cuaca panas juga dapat menyebabkan sebuah lingkungan menjadi tercekam. Jadi tidak ada bedanya.
Kondisi iklim yang ideal itu seperti apa?
Menurut saya, tidak ada iklim yang ideal. Iklim selalu berubah-ubah, jadi kita yang harus menyesuaikan kebutuhan dengan iklim yang ada.
Apa solusi agar ketahanan pangan di Indonesia tidak terganggu?
Saya memiliki beberapa solusi. Pertama kita harus membuat jenis tanaman yang bisa tahan terhadap lingkungan yang tercekam, atau mudahnya membuat tanaman yang dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar. Kedua, kita harus membangun lahan pertanian yang spesifik wilayah, artinya kita harus menanam produk pertanian sesuai dengan keadaan lahannya. Misalnya jangan menanam padi di Papua, karena tanah di Papua lebih bagus untuk menanam singkong dan umbi-umbian lainnya.
Ketiga dengan merubah budaya makan orang Indonesia. Pola makan dan budaya makan di Indonesia adalah makan nasi, kalau tidak makan nasi artinya belum makan. Itu harus diubah. Jenis makanan yang mengandung karbohidrat di Indonesia tidak hanya nasi. Bila kita dapat merubah pola makan orang Indonesia, dengan tidak terpaku oleh nasi, maka masalah Ketahanan Pangan ini tidak akan ada.
Masalah Ketahanan Pangan di Indonesia muncul gara-gara nasi atau beras, yang menjadi makanan utama di Indonesia, terganggu produksinya oleh perubahan iklim yang tidak menentu. Maka dari itu kalau pola makan orang Indonesia bisa diubah menjadi tidak tergantung pada nasi, Ketahanan Pangan tidak jadi masalah.
Apa peran pemerintah Indonesia dalam mengatasi masalah ketahanan pangan?
Saya melihat pemerintah pun sudah melakukan banyak pergerakan. Namun kalau pemerintah saja yang bergerak tidak akan efektif. Masyarakat Indonesia pun harus membantu pemerintah agar pergerakan yang dilakukan pemerintah bisa berjalan dengan baik. (***)